Redenominasi Rupiah, Kapan Sih?

Keuangan Dec 18, 2023

Pernah dengar istilah redenominasi? Jika iya, kamu pasti tau topik ini sering dibicarakan masyarakat setiap tahunnya karena pemerintah memang telah berencana untuk melakukan redenominasi pada mata uang Indonesia, yaitu Rupiah. Namun sudahkah kamu mengenal arti redenominasi, dampak, dan tujuannya? Lantas kapan sih redenominasi rupiah akan dilakukan? Yuk temukan jawabannya di artikel ini. Check it out!

Apa Itu Redenominasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi adalah penyederhanaan mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya. Selain itu dikutip dari website resmi Bank Indonesia, redenominasi didefinisikan sebagai penyederhanaan penulisan nilai barang dan jasa yang diikuti juga dengan penyederhanaan penulisan nominal uang sebagai alat pembayaran. Dengan kata lain, redenominasi merupakan proses pengurangan jumlah digit mata uang tanpa mengubah nilai uang, nilai tukar rupiah dengan barang dan jasa, serta daya beli.

Pemerintah berencana untuk mengurangi digit mata uang rupiah dengan menghilangkan tiga angka nol di belakang nominal. Sebagai contoh, uang dengan nominal Rp50.000 setelah diredenominasi akan menjadi Rp50. Perubahan ini sekaligus akan diikuti dengan perubahan harga pada barang dan jasa sehingga nilai tukar mata uang rupiah tidak berubah menjadi lebih rendah.

Sebenarnya redenominasi telah dijalankan oleh masyarakat secara informal. Hal ini terlihat ketika kamu melihat harga produk, baik di kafe atau restoran, yang ditulis dengan huruf ‘K’ untuk menggantikan angka ribuan (000), misalnya Rp20.000 menjadi Rp20K.

Untuk melakukan redenominasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi negara yang terjaga, tingkat inflasi rendah dan stabil, serta kondisi politik dan sosial yang stabil.

Tujuan Redenominasi Rupiah

Redenominasi dimaksudkan untuk beberapa tujuan, yaitu:

  1. Untuk memudahkan proses administrasi dan pencatatan aktivitas keuangan yang dilakukan dengan mata uang rupiah. Hal ini juga dapat membantu menghindari kesalahan pencatatan atau penyebutan nominal uang.
  2. Untuk menghemat angka dalam dokumen. Meski terlihat sepele, redenominasi dapat mengurangi penggunaan tinta dan kertas.
  3. Untuk meningkatkan kredibilitas mata uang rupiah. Pengurangan jumlah digit ini akan membuat rupiah tampak lebih stabil jika dibandingkan dengan mata uang negara lain.

Risiko Redenominasi Rupiah

Meski memberikan beberapa manfaat, redenominasi juga memiliki risiko, lho. Pertama, meningkatnya kekhawatiran masyarakat yang mungkin akan berpikir bahwa redenominasi sama dengan sanering, yaitu pengurangan nilai uang secara drastis. Ini akan menyebabkan para pemilik modal menukar uang rupiahnya dengan mata uang asing seperti Dolar AS. Untuk menghindari hal tersebut, pemerintah perlu memberikan penyuluhan dan pemahaman yang jelas kepada masyarakat terkait redenominasi.

Selain itu, redenominasi juga berpotensi memicu kenaikan harga barang dan jasa karena alasan pembulatan harga ke atas yang berlebihan. Jika terjadi, hal ini tentu akan mengurangi daya beli masyarakat dan menjadi salah satu penyebab inflasi.

Tahapan Redenominasi Rupiah

Redenominasi rupiah tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat karena harus melewati berbagai tahapan. Tahap-tahap tersebut yaitu:

1. Persiapan dan Pengesahan Undang-Undang

Proses persiapan adalah tahap untuk perencanaan undang-undang yang meliputi aturan redenominasi serta pencetakan uang baru yang nantinya akan menggantikan uang lama. Pada tahap ini pula sosialisasi dan penyuluhan mengenai redenominasi sudah dapat digaungkan kepada masyarakat secara bertahap.

2. Masa Transisi

Di tahap ini, mata uang rupiah lama dan baru akan beredar secara bersamaan sebelum akhirnya mata uang lama akan ditarik sepenuhnya dari peredaran. Di masa transisi para pedagang harus menerapkan dual price tagging atau mencantumkan harga dalam kedua mata uang tersebut. Masa transisi juga merupakan waktu dimana masyarakat dilatih untuk terbiasa dengan mata uang rupiah yang sudah diredenominasi.

3. Penerapan Rupiah Baru

Tahap terakhir adalah penerapan rupiah baru. Di masa ini, semua transaksi keuangan dan kegiatan ekonomi harus menggunakan rupiah baru yang sudah diredenominasi serta menjadi penanda bahwa rupiah lama sudah tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

Negara yang Pernah Melakukan Redenominasi

1. Turki

Lira Turki

Proses redenominasi di Turki memakan waktu hingga 7 tahun yang dimulai sejak 2005. Saat itu, mata uang Lira (TL) diganti menjadi Lira baru (YTL) dengan menghilangkan 6 angka nol karena nilai tukar Lira (TL) terhadap Dolar AS semakin merosot dari tahun ke tahun. Kurs konversinya pun menjadi 1.000.000 TL untuk 1 YTL. Dalam proses redenominasi tersebut pemerintah Turki sangat memperhatikan keadaan ekonomi dalam negeri, bahkan tingkat inflasi Turki sejak 2005-2009 stabil di angka 8-9% per tahun.

Pada masa awal redenominasi, mata uang TL dan YTL beredar bersamaan selama setahun sebelum akhirnya TL ditarik secara bertahap dan digantikan oleh YTL sepenuhnya. Selanjutnya, sejak 2009 kata Yeni/baru dalam Yeni Türk Lirası (YTL) dihilangkan sehingga saat ini hanya dikenal dengan TL atau TRY dengan simbol ₺.

2. China

Yuan China

Negeri Tirai Bambu ini pernah mengalami hiperinflasi pada 1948-1949 akibat terjadinya perang saudara dan perang China-Jepang. Kala itu, nilai mata uang Yuan lama  terus terdepresiasi karena uang kertas yang dicetak dalam jumlah besar untuk mendanai kebutuhan militer. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Golden Yuan diperkenalkan pada 1948 yang memiliki kurs 3.000.000 Yuan lama untuk 1 Golden Yuan.

Namun hadirnya Golden Yuan ini ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat inflasi di China, bahkan membuatnya terus meningkat pesat karena persiapan percetakan uang yang tidak memadai dan batas penerbitan yang tidak jelas. Pemerintah China sempat memperkenalkan Yuan Perak untuk menggantikan Golden Yuan tetapi mata uang tersebut dihentikan peredarannya hanya dalam beberapa bulan karena kondisi politik yang tidak memungkinkan. Saat hiperinflasi telah berhenti, redenominasi pun dilakukan lagi pada 1955 dengan menukar 10.000 Yuan lama menjadi 1 Yuan modern.

3. Zimbabwe

Dolar Zimbabwe

Pada awalnya nilai tukar Dolar Zimbabwe kedua (ZWN) adalah 250 ZWN untuk 1 Dolar AS. Namun di tahun 2007 ketika inflasi negara itu mencapai 1000%, nilai tukarnya merosot menjadi 30.000 ZWN untuk 1 Dolar AS. Melihat hal ini, pemerintah Zimbabwe memutuskan untuk melakukan redenominasi lagi pada 2008 dengan menerbitkan mata uang baru, yaitu ZRW yang memiliki nilai tukar 10 miliar ZWN untuk 1 ZRW. Pada saat ini, nilai ZWN bahkan telah turun menjadi 688 miliar untuk 1 Dolar AS.

Selanjutnya pada 2008, tingkat hiperinflasi per bulannya mencapai 79,6 miliar persen. Inilah yang menyebabkan redenominasi ketiga dilakukan pada 2009 dengan mengeluarkan mata uang ZWL. Adapun nilai tukarnya adalah 1.000.000.000.000 ZWR untuk 1 ZWL. Namun cukup disayangkan bahwa upaya-upaya redenominasi tersebut tidak membuahkan hasil yang diinginkan hingga pada April 2009 pemerintah Zimbabwe mulai melegalkan beberapa mata uang asing seperti Rand, Dolar AS, Yuan, dan Euro untuk digunakan sebagai alat pembayaran di sana.

Kapan Indonesia Akan Melakukan Redenominasi?

Redenominasi di Indonesia sendiri sudah disuarakan sejak 2010 dan kembali jadi perbincangan hangat sejak tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020 hingga 2024. Dalam aturan tersebut penyederhanaan nilai rupiah akan dilakukan dengan menghilangkan tiga angka nol di belakang nominal uang, misalnya RP1.000 menjadi Rp1. Namun hingga saat ini rencana redenominasi ini belum diwujudkan.

Berdasarkan penuturan Gubernur Bank Indonesia, proses operasional redenominasi rupiah sudah disiapkan namun masih memerlukan waktu yang tepat untuk mulai diterapkan secara nyata. Hal ini disebabkan karena meskipun saat ini perekonomian domestik cukup stabil, pemerintah masih harus melihat sentimen global yang mungkin dapat memengaruhi ekonomi Indonesia. Selain itu, mereka juga masih harus memastikan kondisi keuangan, sosial, dan politik Indonesia tetap kondusif sehingga mengakibatkan redenominasi rupiah belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Setelah mengetahui hal-hal tentang redenominasi, apakah kamu adalah salah satu orang yang antusias dengan rencana redenominasi rupiah? Well, kita nantikan saja ya!

Tags

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.